Rabu, 23 Maret 2011

"Musuh Kesombongan dan Ambisi Buta"

KESOMBONGAN

Alkitab mengatakan bahwa keinginan daging berjalan bergandengan dengan keinginan mata dan kesombongan yang menyeret manusia kepada kebinasaan :


“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukan berasal dari Bapa melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (I Yohanis 2:16-17).


Kesombongan bukan saja melecehkan Allah, tetapi melawan Allah, karena kesombongan menempatkan pemberian Allah melebihi Allah Sang Pemberi: “Beginilah firman Tuhan: Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu kusukai, demikianlah firman Tuhan.” ( Yeremia 9:23-24).


Orang sombong biasanya bersikap angkuh. Kadangkala nampak kurang tenang dan kurang kuasai diri. Perhatian mereka selalu tertuju pada apa kata orang lain perihal diri mereka. Ada beberapa ciri orang sombong :

- Menolak untuk menuruti nasehat orang lain.

- Menolak untuk mengakui kesalahan.

- Menolak untuk mengakui keberhasilan orang lain.

- Menolak untuk berunding (menang sendiri).

- Menolak menceritakan rahasia keberhasilan yang telah diraih.

- Menolak untuk mengatakan:”Saya minta maaf”


Kesombongan adalah langkah awal dari kegagalan dan kehancuran, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Amsal 16:18)


Kesombongan adalah musuh yang menghambat kita untuk dapat melakukan yang terbaik, untuk menghadirkan mujizat di dalam kehidupan kita. Bahkan orang sombong bukan saja dimusuhi sesama manusia, tetapi juga oleh Allah : “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu, Karena itu Ia katakan: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (Yakobus 4:6).


AMBISI ORANG BUTA


Apakah ambisi yang buta itu? Ambisi dalam segala aksinya hanya bertujuan membuat diri sendiri menjadi orang yang penting. Orang yang berambisi buta tidak segan-segan menempuh cara apapun, asalkan ambisi mereka terpenuhi. Apakah itu mencuri, menipu, bertengkar bahkan bila perlu menyingkirkan orang yang dianggap lawan.

Alkitab dengan tegas memperingatkan kita perihal ambisi buta : “Darimanakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak meperoleh apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab kamu meminta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” ( Yakobus 4:1-3).

Jadi dapat disimpulkan, ambisi yang buta adalah suatu upaya dengan tujuan untuk memuaskan hawa nafsu sendiri dan bukan sebuah misi atau tujuan yang mulia. Disinilah letak perbedaan antara ambisi dan misi. Ambisi lebih mengarah kepada kemuliaan diri sendiri, sedangkan misi mengarah kepada kemuliaan Tuhan dan kebahagian bersama.

Mereka yang berambisi buta, menciptakan suatu cara yang tidak dapat dimintai pertanggungan jawab. Karena pada dasarnya mereka tidak mau dikoreksi. Mereka selalu menaruh beban dan kesalahan pada orang lain. Ibarat pepatah :”Melempar batu, menyembunyikan tangan”

Sikap semacam ini, menyebabkan orang berambisi buta berada dalam kekosongan jiwa. Mereka selalu menyembunyikan sesuatu dari orang lain lalu hidup dalam kepura-puraan.

Bisa saja mereka meraih laba yang mereka mimpikan, dan dengannya mereka membangun rumah mewah, mobil bermerek, dan berbagai fasilitas kehidupan, tetapi hidup mereka tidak bergairah. Mereka buta terhadap nilai kehidupan yang sesungguhnya dan tentu saja jauh dari Tuhan.

Napoleon Bonaparte dari Perancis, seorang tentara yang sangat terkenal dan diikuti oleh banyak orang pada zamannya pernah berkata: “I have never found six happy days in my life”. Maksudnya: “ Aku tidak pernah mengalami enam hari bahagia dalam hidupku”

Musuh-musuh kehidupan inilah yang menghambat kita untuk dapat melakukan yang terbaik. Musuh kita yang sesungguhnya bukanlah orang yang mendambakan celaka kita, atau setan/iblis, tetapi musuh utama kita adalah diri kita sendiri.

Marilah kita pusatkan perhatian khusus setiap hari musuh terutama yang harus kita lawan adalah musuh yang ada dalam diri kita. Jika ada seseorang yang kita hadapi selalu, maka pastikanlah itu adalah diri kita sendiri. Musuh kita adalah diri kita sendiri melalui segala keinginan yang bertentangan dengan kuasa Tuhan, melecehkan Allah dan bencana bagi sesama kita.

Hal-hal yang menakjubkan yang perlu kita hayati adalah :

- Allah mendambakan kita melakukan apa yang terbaik dan di luar jangkauan kita adalah haknya Allah.

- Allah memberikan pada kita berbagai potensi dan karunia baik rohani maupun sekuler untuk dikembangkan demi kemuliaan Tuhan, kepentingan sesama dan kebahagian diri sendiri.

- Dosa telah membuat manusia tidak berdaya mengembangkan karunia Allah di dalam dirinya.

- Dosa telah merubah sifat, karakter dan keinginan manusia menjadi musuh bagi dirinya sendiri.

Musuh terbesar manusia bukanlah setan atau sesama manusia tetapi dirinya sendiri : “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32).

Kemalasan bukan saja menghambat karunia Tuhan di dalam diri manusia, tetapi juga mendatangkan bencana.

Berbagai musuh di dalam diri kita yang lain adalah keinginan daging, kesombongan dan ambisi yang buta.

Kita tidak saja menyadari berbagai musuh di dalam kita tetapi mengalahkannya dengan jalan:

- Bangun hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus Kristus, adakan waktu untuk berhubungan dengan Dia dan ambil teladan hidup-Nya.

- Bangun kehidupan rohani dengan Firman Tuhan dan merelakan diri dipenuhi dan dituntun oleh Roh Kudus.

- Bangun kehidupan rohani dengan memuji, menyembah dan melayani Tuhan dalam segala hal.

- Berjaga-jaga senantiasa, karena Iblis musuh kita tidak pernah tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar