Kamis, 02 Juni 2011

MALFORMASI ARTERI VENA (AVM)

Arterio-Venous Malformation (AVM) atau malformasi pada pembuluh darah arteri dan vena dengan banyak pirau yang saling berhubungan tanpa pembuluh darah kapiler sehingga rentan terjadi penyumbatan di otak. AVM merupakan kelainan kongenital atau bawaan lahir yang jarang terjadi namun berpotensial memberikan gejala neurologi yang serius apabila terjadi pada vaskularisasi otak dan bahkan berisiko menimbulkan kematian.
AVM dapat terjadi di area lobus otak manapun, dapat di pembuluh darah besar ataupun kecil. Saat pembuluh darah mengalami pendarahan, biasanya darah yang dikeluarkan terbatas, tidak sebanyak pada pendarahan hipertensif atau stroke.
Hilangnya fungsi neurologis tegantung pada lokasi AVM dan banyaknya pendarahan. Pada sebagian kecil kasus, anak yang dilahirkan dengan AVM pada pembuluh darah besar juga menderita gagal jantung karena malformasi yang menyebabkan beban kerja jantung ikut bertambah.
Gejala
Masalah yang paling banyak dikeluhkan penderita AVM adalah nyeri kepala dan serangan kejang mendadak. Dan jika AVM terjadi pada lokasi kritis maka AVM dapat menyebabkan sirkulasi cairan otak terhambat, yang dapat menyebabkan akumulasi cairan di dalam tengkorak yang beresiko hidrosefalus.
Umumnya pasien mengalami pendarahan yang sedikit namun sering. Biasanya penderita mengalami kejang sebelum mengetahui bahwa mereka menderita AVM. Sebagian pasien menderita nyeri kepala, yang tidak dihubungkan dengan AVM sebelum diperiksa dengan CT Scan atau MRI. Pendarahan intrakranial tersebut dapat menyebabkan hilang kesadaran, nyeri kepala hebat yang mendadak, mual, muntah, ekskresi yang tidak dapat dikendalikan misalnya defekasi atau urinasi, dan penglihatan kabur. Kaku leher yang dialami dikarenakan peningkatan tekanan antara tengkorak dengan selaput otak (meninges) yang menyebabkan iritasi. Perbaikan pada jaringan otak lokal yang pendarahan mungkin saja terjadi, termasuk kejang, kelemahan otot yang mengenai satu sisi tubuh (hemiparesis), kehilangan sensasi sentuh pada satu sisi tubuh, maupun defisit kemampuan dalam menproses bahasa (aphasia). Variasi gejala ini sejalan dengan tipe kerusakan cerebrovaskular. Secara umum, nyeri kepala yang hebat yang bersamaan dengan kejang atau hilang kesadaran, merupakan indikasi pertama adanya AVM pada daerah cerebral.
Diagnosis
Penggunaan scaning komputer tanpa kontras menghasilkan sensitifitas yang rendah, namun kalsifikasi dan hipointensitas dapat ditemukan; agar lebih dapat terlihat diakukan pemberian kontras.
Pencitraan resonansi magnetik (MRI) sangat sensitif, menunjukkan hilangnya sinyal pada area korteks, umumnya dengan hemosiderin yang menujukkan adanya perdarahan sebelumnya. MRI juga dapat memberikan informasi penting mengenai lokalisasi dan topografi dari AVM bila intervensi akan dilakukan.
Arteriografi merupakan standar emas untuk menggambarkan anatomi arteri dan vena, sebagai tambahan, angiografi yang sangat selektif dapat memberi data penting mengenai fungsi dan fisiologi untuk analisis klinis tindakan.
CT scan dengan kontras dan didapatkan gambaran malformasi arteri vena pada daerah parietal kiri, kemudian untuk mengetahui anatominya dilakukan angiografi.
Patofisiologi
Kira-kira 40% kasus dengan AVM cerebral diketahui melalui gejala pendarahan yang mengarah ke kerapuhan struktur pebuluh darah yang abnormal di dalam otak. Namun, bebrapa penderita juga ada yang asimtomatik atau hanya merasakan keluhan minor yang dapat mengarah ke efek kekusutan pembuluh darah lokal. Jika ruptur atau pendarahan terjadi, darah mungkin berpenetrasi ke jaringan otak (cerebral hemorrhage) atau ruang subarachnoid (subarachnoid hemorrhage) yang teletak di antara meninges yang menyelaputi otak. Sekali pendarahan AVM terjadi, kemungkinan terjadinya pendarahan berulang menjadi lebih besar.
AVM yang tidak terjadi pendarahan menyebabkan gejala langsung dengan menekan jaringan otak atau menurunkan aliran darah ke jaringan sekitar (iskemia). Faktor mekanik maupun iskemik dapat menyebabkan kerusakan sel saraf (neuron) secara permanen.
Kejang pada AVM mungkin terbagi atas 3 mekanisme, yaitu :
1. Iskemia jaringan korteks.
2. Astroglia berlebihan pada jaringan otak yang rusak di sekeliling daerah AVM karena perdarahan subklinis sebelumnya atau karena deposit hemosiderin, mungkin terjadi karena hilangnya bentuk karakteristik secara progresif (apeidosis) melalui kapiler yang terdilatasi.
3. Kemungkinan peranan epileptogenesis sekunder, yang letaknya agak jauh dari daerah AVM primer.
Terapi
Antikonvulsan seperti fenitoin sering digunakan untuk mengontrol kejang. Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial. Namun, tetap saja tindakan kuratif sebaiknya dilakukan untuk mencegah pendarahan berulang.
Pemotongan pembuluh darah yang terbelit-belit merupakan tindakan kuratif untuk semua tipe AVM. Walaupun hasil pembedahan didapatkan dengan segera, pemotongan AVM tetap menimbulkan risiko.
Terapi radiasi (radiosurgery) biasanya digunakan pada daerah AVM yang lebih kecil dan terletak di dalam otak. Gamma knife yang dikembangkan serang dokter Swedia, Lars Leksell, digunakan dalam radiosurgery untuk mengontrol dosis radiasi ke dalam volume otak yang terkena. Paling tidak, malformasi dapat hilang selama dua tahun.
Studi terakhir mengungkapkan pada sebagian besar kasus, embolisasi adalah terapi teraman dan terefektif. Untuk menghindari pendarahan, vasodilatasi lokal (aneurisma) harus dihilangkan. Embolisasi merupakan penyumbatan pembuluh darah yang AVM. Dengan x-ray, kateter dikendalikan dari arteri femoralis di daerah paha atas ke daerah AVM yang diobati. Lalu setelah daerah AVM dicapai, semacam lem atau kadang gulungan kabel ditempatkan untuk memblok area tersebut. Namun, embolisasi sendiri juga jarang dengan sempurna memblok aliran darah ke daerah AVM.
Keberhasilan terapi agar daerah AVM tidak ruptur, tidak pernah dibuktikan, Hasil tindakan medis masih saja terjadi pendarahan spontan. Studi internasional masih terus dilakukan untuk memutuskan apa terapi terbaik agar daerah AVM tidak ruptur

Rabu, 23 Maret 2011

"Musuh Kesombongan dan Ambisi Buta"

KESOMBONGAN

Alkitab mengatakan bahwa keinginan daging berjalan bergandengan dengan keinginan mata dan kesombongan yang menyeret manusia kepada kebinasaan :


“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukan berasal dari Bapa melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (I Yohanis 2:16-17).


Kesombongan bukan saja melecehkan Allah, tetapi melawan Allah, karena kesombongan menempatkan pemberian Allah melebihi Allah Sang Pemberi: “Beginilah firman Tuhan: Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu kusukai, demikianlah firman Tuhan.” ( Yeremia 9:23-24).


Orang sombong biasanya bersikap angkuh. Kadangkala nampak kurang tenang dan kurang kuasai diri. Perhatian mereka selalu tertuju pada apa kata orang lain perihal diri mereka. Ada beberapa ciri orang sombong :

- Menolak untuk menuruti nasehat orang lain.

- Menolak untuk mengakui kesalahan.

- Menolak untuk mengakui keberhasilan orang lain.

- Menolak untuk berunding (menang sendiri).

- Menolak menceritakan rahasia keberhasilan yang telah diraih.

- Menolak untuk mengatakan:”Saya minta maaf”


Kesombongan adalah langkah awal dari kegagalan dan kehancuran, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Amsal 16:18)


Kesombongan adalah musuh yang menghambat kita untuk dapat melakukan yang terbaik, untuk menghadirkan mujizat di dalam kehidupan kita. Bahkan orang sombong bukan saja dimusuhi sesama manusia, tetapi juga oleh Allah : “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu, Karena itu Ia katakan: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (Yakobus 4:6).


AMBISI ORANG BUTA


Apakah ambisi yang buta itu? Ambisi dalam segala aksinya hanya bertujuan membuat diri sendiri menjadi orang yang penting. Orang yang berambisi buta tidak segan-segan menempuh cara apapun, asalkan ambisi mereka terpenuhi. Apakah itu mencuri, menipu, bertengkar bahkan bila perlu menyingkirkan orang yang dianggap lawan.

Alkitab dengan tegas memperingatkan kita perihal ambisi buta : “Darimanakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak meperoleh apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab kamu meminta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” ( Yakobus 4:1-3).

Jadi dapat disimpulkan, ambisi yang buta adalah suatu upaya dengan tujuan untuk memuaskan hawa nafsu sendiri dan bukan sebuah misi atau tujuan yang mulia. Disinilah letak perbedaan antara ambisi dan misi. Ambisi lebih mengarah kepada kemuliaan diri sendiri, sedangkan misi mengarah kepada kemuliaan Tuhan dan kebahagian bersama.

Mereka yang berambisi buta, menciptakan suatu cara yang tidak dapat dimintai pertanggungan jawab. Karena pada dasarnya mereka tidak mau dikoreksi. Mereka selalu menaruh beban dan kesalahan pada orang lain. Ibarat pepatah :”Melempar batu, menyembunyikan tangan”

Sikap semacam ini, menyebabkan orang berambisi buta berada dalam kekosongan jiwa. Mereka selalu menyembunyikan sesuatu dari orang lain lalu hidup dalam kepura-puraan.

Bisa saja mereka meraih laba yang mereka mimpikan, dan dengannya mereka membangun rumah mewah, mobil bermerek, dan berbagai fasilitas kehidupan, tetapi hidup mereka tidak bergairah. Mereka buta terhadap nilai kehidupan yang sesungguhnya dan tentu saja jauh dari Tuhan.

Napoleon Bonaparte dari Perancis, seorang tentara yang sangat terkenal dan diikuti oleh banyak orang pada zamannya pernah berkata: “I have never found six happy days in my life”. Maksudnya: “ Aku tidak pernah mengalami enam hari bahagia dalam hidupku”

Musuh-musuh kehidupan inilah yang menghambat kita untuk dapat melakukan yang terbaik. Musuh kita yang sesungguhnya bukanlah orang yang mendambakan celaka kita, atau setan/iblis, tetapi musuh utama kita adalah diri kita sendiri.

Marilah kita pusatkan perhatian khusus setiap hari musuh terutama yang harus kita lawan adalah musuh yang ada dalam diri kita. Jika ada seseorang yang kita hadapi selalu, maka pastikanlah itu adalah diri kita sendiri. Musuh kita adalah diri kita sendiri melalui segala keinginan yang bertentangan dengan kuasa Tuhan, melecehkan Allah dan bencana bagi sesama kita.

Hal-hal yang menakjubkan yang perlu kita hayati adalah :

- Allah mendambakan kita melakukan apa yang terbaik dan di luar jangkauan kita adalah haknya Allah.

- Allah memberikan pada kita berbagai potensi dan karunia baik rohani maupun sekuler untuk dikembangkan demi kemuliaan Tuhan, kepentingan sesama dan kebahagian diri sendiri.

- Dosa telah membuat manusia tidak berdaya mengembangkan karunia Allah di dalam dirinya.

- Dosa telah merubah sifat, karakter dan keinginan manusia menjadi musuh bagi dirinya sendiri.

Musuh terbesar manusia bukanlah setan atau sesama manusia tetapi dirinya sendiri : “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32).

Kemalasan bukan saja menghambat karunia Tuhan di dalam diri manusia, tetapi juga mendatangkan bencana.

Berbagai musuh di dalam diri kita yang lain adalah keinginan daging, kesombongan dan ambisi yang buta.

Kita tidak saja menyadari berbagai musuh di dalam kita tetapi mengalahkannya dengan jalan:

- Bangun hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus Kristus, adakan waktu untuk berhubungan dengan Dia dan ambil teladan hidup-Nya.

- Bangun kehidupan rohani dengan Firman Tuhan dan merelakan diri dipenuhi dan dituntun oleh Roh Kudus.

- Bangun kehidupan rohani dengan memuji, menyembah dan melayani Tuhan dalam segala hal.

- Berjaga-jaga senantiasa, karena Iblis musuh kita tidak pernah tidur.

Jumat, 11 Maret 2011

Hati-hati dengan yang kau punya
2 Samuel 14:26; 18:9
kata-kata bijak

dengan hikmat, semua yang kita miliki bisa kita pakai untuk membuat kita lebih baik dan bukan mencelakakan.


Mutiara kata :


satu-satunya yang kita perlukan adalah waktu, alangkah hebatnya jika kita dapat membeli waktu-waktu yang luang.

^_^